13 Nov 2014

GEOGRAFIS, GEOSTRATEGIS, GEOPOLITIK, DAN GEOEKONOMI RUSIA





Wilayah Rusia berada pada benua Eropa, khususnya Eropa Timur serta benua Asia di mana Pegunungan Ural menjadi batas antara kedua benua. Wilayah paling luas adalah Siberia yang umumnya beriklim tundra. Karena letaknya di belahan bumi yang paling utara, maka wilayah perairan Rusia umumnya tertutupi es dengan beberapa laut yang bebas es yakni Laut Barents, Laut Putih, Laut Kara, Laut Laptev dan Laut Siberia Timur yang merupakan bagian dari Arktik atau kutub utara, serta Laut Bering, Laut Okhotsk dan Laut Jepang yang merupakan bagian dari Samudra Pasifik.
Rusia memiliki beberapa pulau, antara lain Novaya Zemlya, daratan Franz-Josef, kepulauan Siberia Baru, pulau Wrangel di Samudra Arktik, Kepulauan Kuril dan Sakhalin (yang masih dipersengketakan dengan Jepang). Rusia memiliki beberapa sungai, di antaranya Sungai Dnephr (perbatasan degan Ukraina) dan Sungai Volga. Selain itu terdapat Laut Kaspia serta Laut Hitam yang berbatasan dengan Turki. Melalui Selat Bosphorus dan Selat Dardanela, kapal-kapal Rusia dari Laut Hitam dapat berlayar menuju Laut Tengah dan Terusan Suez.
Sebagian besar wilayah Rusia berada di lintang utara. Iklim kutub mempengaruhi wilayah utara mulai dari Arkhangels hingga Siberia. Iklim 4 musim didominasi musim dingin selama 5 bulan sejak November–Maret, musim semi bulan April–Mei, musim panas bulan Juni–Agustus, dan musim gugur bulan September–Oktober.

Rusia merupaka salah satu Negara yang memimpin dari produksi mineral, dan penguasa dari CIS production dari rangkaian produksi mineral yang termasuk didalamnya, logam, mineral dan bahan bakar. Pada tahun 2005 memimpin dalam hal produksi dari komoditi mineral seperti aluminum; arsenic; asbestos; bauxite; boron; cadmium; cement; coal; cobalt; copper; diamond; fluorspar; gold; iron ore; lime; lithium; magnesium compounds and metals; mica scrap, sheet, and flake; natural gas; nickel; nitrogen; oil shale; palladium; peat; petroleum; phosphate; pig iron; potash; rhenium; silicon, steel; sulfur; titanium sponge; tin; tungsten; and vanadium. Pada tahun 2005 nilai dari barang tambang dan bahan baker minyak meningkat 3%, disbanding dengan tahun 2004 dan pada tahun ini harga barang tambang adan bahan baker minyak terus cenderung naik.
Produksi didalam pengolahan sektor mineral ini adalah sangat terpusat karena Negara ini adalah Negara komunis. Lebih dari 10 mineral ini dikuasai oleh satu perusahaan misalnya, Gazprom menguasai hamper seluruh produksi natural gas di Russia, Noril’sk Nickel Mining and Metallurgical Company (MMC) memproduksi hampir lebih dari 90% dari Russian nickel dan platinum-group metals (PGM), dan ALROSA Company Ltd.
Rusia ini walau berada didaerah yang tidak banyak sinar mataharinya, dia mempunyai banyak sekali bahan tamabang baik itu logam, mineral maupun bahn baker minyak seperti aluminum; arsenic; asbestos; bauxite; boron; cadmium; cement; coal; cobalt; copper; diamond; fluorspar; gold; iron ore; lime; lithium; magnesium compounds and metals; mica scrap, sheet, and flake; natural gas; nickel; nitrogen; oil shale; palladium; peat; petroleum; phosphate; pig iron; potash; rhenium; silicon, steel; sulfur; titanium sponge; tin; tungsten; and vanadium. Yang semua ini karena pengaruh adanya platform
Karena Negara rusia adalah merupakan salah satu Negara yang sudah maju IPTEKnya dan juga SDMnya yang membuat mereka dapat mengeksploitasi semua kekayaan alamnya terutama barang tambang mineralnya, sehingga membuat rusia menjadi Negara industri walaupun berada didaerah lintang tinggi yang sering tertutupi oleh salju.
Berakhirnya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat ditandai dengan runtuhnya hegemoni Uni Soviet pada tahun 1991. Keruntuhan ini mau tak mau memunculkan negara-negara baru seperti Rusia salah satunya yang notabene merupakan bekas negara yang berada di bawah supremasi Uni Soviet. Sebagai negara yang baru, bukan perkara mudah bagi negara-negara baru ini untuk bertahan di tengah-tengah negara-negara yang sebelumnya telah lebih dulu merangkul kedaulatannya. Sebagai salah satu dari negara pecahan dari Uni Soviet, dalam hal kewilayahannya, Rusia mendapatkan lebih banyak wilayah teritori dibanding negara-negara pecahan Uni Soviet lainnya. ‘keistimewaan’ yang dimiliki oleh Rusia ini membuat negara Rusia didaulat sebagai negara yang diharapkan mampu meneruskan tampuk kekuasaan Uni Soviet seperti sedia kala. Namun, faktor dan tantangan apa saja yang dihadapi oleh negara ini dalam aspek geopolitik dan geostrateginya? Kemudian, Rusia yang memang tampak lebih superior di banding negara-negara pecahan Uni Soviet lainnya, menjalankan geostrateginya ke negara-negara seperti Ukraina, Georgia, Ex-Yugoslavia dan Commonwealth Independent State (CIS). Lantas, mengapa negara-negara tersebut ? Bagaimanakah geostrateginya?
 Semasa kejayaannya, Uni Soviet secara geografis memiliki luas wilayah yang cukup besar dan luas. Di dalam wilayah Uni Soviet terdapat kekayaan alam dan sumber daya alam dalam sektor energy yang begitu melimpah. Maka tak heran mengapa Uni Soviet sempat dinobatkan sebagai heartland oleh Mackinder dan sempat menjadi incaran Jerman yang haus akan kekuasaan saat itu. Perpecahan Uni Soviet pada akhirnya membuat Rusia menjadi negara yang memiliki sumber daya yang terbatas. Tidak seperti sedia kala. Pada dasarnya penerapan geopolitik baik milik Rusia maupun Uni Soviet, oleh O’Luoghlin dan Talbort (2005) dinyatakan tidaklah berbeda jauh. Dapat dilihat bahwasanya disini alasan utama geopolitik Rusia adalah demi pemenuhan kebutuhan sumber daya energi serta sebagai suatu upaya untuk pembentukan  identitas superior di atas tanah pecahan Uni Soviet tersebut dan mendapatkan pengakuan atas hal tersebut tak hanya dari sesama negara pecahan Uni Soviet, tetapi juga dunia. Dapat dilihat bahwasanya Rusia berhasil memenuhi kepentingannya tersebut. Demi melancarkan dan memuluskan kepentingannya, Rusia lantas membentuk program pembangunan pemukiman Rusia. Tujuan dari pembangunan pemukiman ini adalah untuk melakukan reunifikasi bagi seluruh warga Rusia dan Slavia Timur, Belarusia, Kazakhstan utara, serta Siberia Selatan (O’Loughlin & Talbort, 2005: 24).
Nomor dua setelah Arab Saudi, Rusia dikenal sebagai produsen minyak terbesar di dunia. Rusia juga dikenal memiliki kekayaan alam berupa gas alam yang cukup melimpah. Kendatipun demikian, Rusia ternyata enggan untuk bergabung dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries – OPEC), sekalipun Rusia cukup kaya minyaknya. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, Rusia kemudian benar-benar memfungsikan sektor energy minyak dan gas alam tersebut secara maksimal serta menjadi distributor sekaligus supplier sumber energy minyak dan gas di seluruh negara di Eropa (O’Loughlin & Talbort, 2005). Hal ini sebenarnya merupakan sebuah strategi, yang baik memang berada di posisi strategis ataupun memang dirancang demikian, yang kemudian digunakan untuk sebagai pengaman kepentingan yang berbalut aspek politik dari Rusia kepada negara-negara tetangga. Negara tetangga di sini juga termasuk di Asia, bukan hanya Eropa karena Rusia juga sangat berdekatan dengan Asia. Bahkan beberapa wilayahnya berada satu daratan dengan Asia. Kekuatan Rusia, eksternal khususnya, semakin diperkuat dengan  keberadaan negara-negara CIS yang menjadi wilayah penyeimbang di wilayah eksternal Rusia. Walaupun demikian, hubungan CIS dengan Rusia tidak dapat dikatakan selalu harmonis karena sejak dari terbentuknya hingga saat ini Rusia tidak pernah menyatakan diri bergabung secara gamblang. Pro dan kontra dari negara CIS terhadap Rusia juga ada. Dapat dilihat dari adanya beberapa negara CIS yang mendukung Rusia, sementara beberapa negara CIS yang lainnya lebih memilih bekerjasama dengan Shanghai Cooperation Organization (SCO) atau North of Atlantic Treaty Organization (NATO) (O’Loughlin & Talbort, 2005).
Pada pertemuan mata kuliah Geopolitik dan Geostrategi sebelum-sebelumnya, telah diketahui bahwa di era globalisasi ini, fokus geopolitik pun turut bergeser. Bila masyarakat meyakini  Uni Soviet sebagai Heartland yang harus ditaklukan, maka untuk saat ini, fokusnya beralih pada Asia. Terlebih pada Asia Tengah. Maka tak heran kemudian Rusia pun juga menganggap Asia Tengah memiliki arti yang sangat strategis baginya. Bahkan sebelum menjadi Rusia, Uni Soviet pun mati-matian memperebutkan wilayah Asia Tengah dengan Inggris. Asia Tengah selalu menjadi layaknya gudang emas dimata negara-negara besar di dunia. Itulah mengapa banyak negara berlomba-lomba untuk berusaha mempengaruhi serta mengambil alih pemerintahan baik internal maupun eksternal dari Asia Tengah. Tak jarang negara besar di dunia ini memanfaatkan isu kemanusiaan serta isu terorisme sebagai alasannya untuk melakukan intervensi yang seolah-olah berkedok kemanusiaan. Padahal dibalik itu semua, terdapat motif inginnya penguasaan wilayahnya, misalnya saja Amerika Serikat yang begitu getolnya memfokuskan diri pada pengawasan di tanah Timur Tengah dengan alasan-alasan tersebut dan memanfaatkan seremeh-remehnya momen untuk menohok negara di Asia Tengah tersebut(merujuk pada pembahasan Geopolitik dan Geostrategi Amerika Serikat).. Begitu pula bagi Rusia. Rusia begitu getolnya untuk melakukan penyebaran pengaruh kepada negara-negara di Asia Tengah untuk dapat mendapatkan apa yang menjadi kepentingannya dari Asia Tengah tersebut. Yakni sumber Energi Minyak dan Gas.
Kawasan lain yang memiliki arti penting dan strategis bagi Rusia adalah Georgia. Bila dilihat secara geografisnya, sebagian wilayah Georgia terletak pada benua Eropa dan sebagian yang lainnya terletak pada benua Asia. Secara teritori, Georgia di bagian Timur berbatasan dengan Laut Hitam dan di bagian Selatan berbatasan dengan Pegunungan Kaukus (dalam http://jcpa.org). Berawal dari keberhasilan kekaisaran Rusia memenangkan Perang Kaukasus yang bergejolak pada tahun 1817 hingga 1864 membuat Rusia menjadi sedikit banyaknya menjadi terlibat di dalam negara Georgia karena kekaisaran Rusia berhasil memenangkan negara Georgia. Seperti negara-negara di bawah Uni Soviet lainnya, setelah keruntuhan Uni Soviet, Georgia kemudian pada tanggal 9 April 1991 mendeklarasikan kemerdekaannya. Walaupun pernah menjadi satu kesatuan di dalam tubuh Uni Soviet, tidak lantas membuat hubungan Rusia dan Georgia menjadi harmonis. Seringkalinya terjadi ketegangan antara Georgia dan Rusia, seperti yang terjadi pada tahun 2008 yang mana konflik antara kedua berujung pada terjadinya peperangan walaupun hanya terjadi selama tiga hari (dalam http://jcpa.org). Berawal dari serangan Rusia ke Ossetia yang dilancarkan pada bulan Agustus 2008, inti permasalahan konflik keduanya sebenarnya adalah perebutan wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan oleh Rusia dan Georgia. Georgia ini sendiri merupakan jalur ekspor gas yang mana gas tersebut berasal dari Turkmenistan. Untuk mendapatkan gas dari atau ke Turkmenistan, di jalur Barat memang harus melintasi Georgia sebelum akhirnya menuju Turki atau Eropa (dalam http://jcpa.org).
Pada akhirnya, geopolitik dan geostrategi milik Rusia lagi-lagi dilatarbelakangi oleh adanya kepentingan akan sumber energi yang berupa minyak dan gas bumi. Serta sebagai negara pecahan Uni Soviet yang paling ‘kaya’, Rusia menginginkan adanya pembentukan identitas serta pengakuan atas supremasinya seperti pada era keemasan Uni Soviet karena kenyataan bahwa Rusia perlahan-lahan akan kehilangan ‘warisan tahta’ dari Uni Soviet sehubungan dengan bangkitnya kekuatan India dan Cina serta negara-negara Asia lainnya yang perlahan namun pasti merangkak naik. Karena itu, Rusia mengikat geopolitiknya di negara-negara pecahan seperti Georgia, Balkan, dan lain sebagainya yang memiliki sumber daya terkait. Sekalipun tidak memiliki sumber daya energy terkait, negara-negara tersebut merupakan jalur emas yang pasti dilalui sebelum menuju ke sumber energi. Adapun geostrategi yang dirancang oleh Rusia antara lain adalah pembangunan akses minyak dan pipa gas. Serta, terkait dengan keinginan menjadi superiornya, Rusia memiliki kontrol penuh atas media, pembangunan pemukiman Rusia yang juga mampu mereunifikasi antara Rusia dengan Belarusia, Slavia Timur, Kazakhstan Utara, serta Siberia Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar