13 Nov 2014

DIPLOMASI DAN OLITIK LUAR NEGERI



Politik luar negeri dan diplomasi merupakan kajian utama dalam politik global. Sejarah dunia dilalui dengan hubungan diplomatik yang kompleks antar negara dan politik luar negeri adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh tiap-tiap negara. Dalam perkembangannya diplomasi dan politik luar negeri seringkali tumpang tindih. Bagian ini menjelaskan perbedaan spesifik dan bagaimana hubungan keduanya
Sering kita dengar istilah diplomasi dalam ranah hubungan internasional. Yang kita tahu, diplomasi digunakan sebagai alat atau media untuk menyelesaikan konflik tanpa adanya kekerasan atau bahkan perang. Menurut Sir Peter Marshall, terdapat enam makna terkait mengenai ‘diplomacy’. Beberapa di antaranya adalah diplomasi yang memiliki arti konotasi sebagai pelaksanaan kebijakan luar negeri, dan diplomasi yang berfokus pada manajemen hubungan internasional melalui negosiasi. Hal itupun dijelaskan oleh Adam Watson bahwa diplomasi merupakan pelaksanaan hubungan internasional melalui negosiasi. Dengan demikian, cukup jelas bahwa diplomasi adalah sebuah cara untuk menjalin kerjasama dalam hubungan internasional demi mencapai kepentingan bersama, yang dapat dilakukan dengan bernegosiasi.
Diplomasi sudah dilakukan sejak zaman peradaban kuno, yaitu peradaban Mesopotamia yang diwujudkan dengan berbagai perjanjian antarsuku, serta penggunaan bahasa kedua suku yang menjadi bahasa diplomatik pertama di Timur Tengah, yakni Babilonia dan Akkadia. Berdasarkan sejarah, peradaban pertama yang melahirkan konsep pengiriman duta besar adalah kekaisaran Romawi. Mereka menyebutnya utusan dengan istilah legati dan kantor perwakilan atau kedutaan di luar negeri disebut dengan legatio. Pada masa India Kuno pun ditemukan referensi tentang berbagai tipe utusan dan hal tersebut telah ada mulai dari masa Regweda, Yajurweda, hingga seterusnya. Kemudian diplomasi terus dilakukan dari masa ke masa dan di berbagai wilayah. Bahkan pada abad pertengahan, diplomasi modern mulai berkembang di Italia serta dijadikan sebagai metode oleh para penguasa untuk mencapai kepentingan mereka dan menjaganya. Hal itu tertulis dalam buku Machiavelli yang berjudul ‘The Prince’. Diplomasi terus digunakan hingga saat ini, bahkan terdapat berbagai bentuk diplomasi yang diimplementasikan oleh masing-asing negara untuk mencapai interest-nya.
Berdasar pada sejarah dan fakta, diplomasi menjadi sebuah komponen penting dalam hubungan internasional.  Diplomasi merupakan alat bagi negara untuk menjalankan misi dan kepentingannya tanpa menciptakan permusuhan terhadap negara lain, serta digunakan untuk mengkonstruksi citra positif negara tersebut. Ketika terdapat sebuah konflik antarnegara, diplomasi akan menjadi alat yang efektif untuk menjaga agar hubungan kedua belah pihak tetap baik, dan tentu saja menjauhkan konflik yang berkepanjangan dan mengacu pada peperangan atau ancaman militer.
Karena telah menjadi bagian dalam interaksi antarnegara sejak dulu, maka dapat dikatakan bahwa diplomasi pun telah menjadi kajian dalam HI sejak dahulu. Sebab hampir seluruh negara tidak terlepas dari proses diplomasi dan negosiasi untuk mendapatkan interest-nya dalam kerjasama internasional yang dijalankan. Diplomasi merupakan komunikasi terbuka yang baik dan mampu memfasilitasi pembuatan resolusi suatu konflik. Tran berpendapat bahwa komunikasi yang terdapat dalam diplomasi menjadi darah bagi tubuh manusia. Ketika komunikasi itu terhenti, maka tentu tubuh politik internasional serta proses diplomasi tersebut akan mati, sehingga akan tercipta konflik yang mengacu pada kekerasan.
Pencapaian interest dan penggunaan diplomasi sebagai alat pun tidak luput menjadi bagian dari daftar kajian dalam HI, karena pada dasarnya ilmu HI membahas berbagai hal yang terjadi dalam dunia internasional, tepatnya hubungan antarnegara. Dan dalam hubungan antarnegara itulah terdapat politik luar negeri.
Sedangkan politik luar negeri merupakan hasil dari politik domestik yang kemudian diajukan dalam perundingan mengenai isu-isu politik internasional. Dengan kata lain, politik luar negeri dibuat sesuai dengan kondisi politik internasional kala itu dan politik luar negeri menjadi penting eksistensinya bagi setiap negara. Dengan politik luar negeri, sebuah negara bisa menjaga keamanan negaranya dan menghimpun kekuatan ketika negara lain telah menerima politik luar negeri yang dibuat negara tersebut. Perlu digaris bawahi juga bahwa politik luar negeri turut mempengaruhi politik domestik dan keduanya tidak dapat dipisahkan.
Politik luar negeri dan diplomasi pada hakikatnya saling beriringan dan memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai interest bagi negara masing-masing. Ini menunjukkan adanya keterkaitan antarnegara dan termasuk interaksi dalam hubungan internasional. Dengan politik luar negeri yang diajukan dan proses diplomasi yang dijalankan, apabila keduanya berjalan dengan lancar dan mampu diterima oleh semua pihak, maka kepentingan negara pun bisa tercapai. Sehingga pada akhirnya setiap negara pasti menjalankan politik luar negeri dan melakukan diplomasi untuk mencapai resolusi konflik serta kesejahteraan bersama.
Analisis”, Hubungan Internasional dapat mengacu pada semua bentuk interaksi antar anggota masyarakat yang berlainan, baik yang disponsori pemerintah maupun tidak. Hubungan Internasional akan meliputi analisa kebijakan luar negeri atau proses politik antar bangsa, tetapi dengan memperhatikan seluruh segi hubungan itu. Hubungan Internasional dapat dilihat dari berkurangnya peran negara sebagai aktor dalam politik dunia dan meningkatnya peranan aktor-aktor nonnegara. Batas-batas yang memisahkan bangsa-bangsa semakin kabur dan tidak relevan. Bagi beberapa aktor non-negara bahkan batas-batas wilayah secara geografis tidak dihiraukan. Hubungan Internasional didefenisikan sebagai studi tentang interaksi antar  beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi non-pemerintahan, kesatuan sub-nasional seperti birokrasi dan pemerintahan domestik serta individu-individu. Tujuan dasar studi Hubungan Internasional adalah mempelajari perilaku internasional yaitu perilaku para aktor negara maupun aktor non-negara, di dalam arena transaksi internasional. Perilaku ini bisa berwujud kerjasama, pembentukan aliansi, perang, konflik serta interaksi dalam organisasi internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar