17 Des 2013

Tingkatan Komunikasi



PEMBAHASAN

2.1  Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Para ahli teori mendefinisikan komunikasi antarpribadi secara berbeda-beda.
1)      Pemikiran komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen-komponen utamanya
Penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya, dan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Pemikiran ini diwakili oleh Bittner yang menerangkan bahwa komunikasi antarpribadi berlangsung apabila pengirim menyampaikan informasi berupa kata-kata kepada penerima, dengan menggunakan media suara manusia.
Sementara Barnlund mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai pertemuan antara dua, tiga orang, atau mungkin empat orang, yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur. Barnlund mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali komunikasi antarpribadi, sebagai berikut:
·         Bersifat spontan
·         Tidak mempunyai struktur
·         Terjadi secara kebetulan
·         Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan
·         Identitas keanggotaannya tidak jelas
·         Dapat trejadi hanya sambil lalu
2)      Komunikasi antarpribadi berdasarkan hubungan diadik
Hubungan diadik mengartikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Komunikasi tatap muka antara suami dan istri, pramuniaga dan pembeli merupakan bentuk komunikasi diadik.
Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antar dua orang yang berlangsung secara tatap muka. Komunikasi diadik biasanya bersifat spontan dan informal. Partisipan satu dengan yang lainnya saling menerima umpan balik secara maksimal. Partisipan berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi, berrhentilah komunikasi antarpribadi, dan menjadi komunikasi kelompok kecil. Walaupun ukuran kelompok kecil beragam, komunikasi ini mengharuskan adanya interaksi secara bebas untuk setiap orang yang terlibat.
3)      Pendekatan komunikasi antarpribadi berdasarkan pengembangan
Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai perkembengan dari komunikasi impersonal pada satu sisi, menjadi komunikasi pribadi atau intim di sisi lain. Oleh karena itu derajat hubungan antar pribadi turut berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman informasi yang dikomunikasikan. Sehingga memudahkan perubahan sikap.
Edna Rogers mengemukakan bahwa pendekatan hubungan dalam menganalisis proses komunikasi antarpribadi mengasumsikan, bahwa hubungan antarpribadi dapat membentuk struktur social yang diciptakan melalui proses komunikasi. Komunikasi tampak sebagai proses umpan balik yang dihasilkan melalui penegasan diri dalam berhubungan dengan orang lain. Bentuk hubungannya secara alamiah berlangsung secara terus memerus. Individu berpartisipasi aktif dalam komunikasi. Mereka berimprovisasi, menghubungkan makna, memperdayakan dan memaksakan tindakansatu sama lain.
Ciri-ciri komunikasi antarpribadi menurut Rogers adalah sebagai berikut:
·         Arus pesan cenderung dua arah
·         Konteks komunikasinya dua arah
·         Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
·         Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi
·         Kecepatan jangkauan terhadapa khalayak yang besar relative lambat
·         Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap
2.2  Komunikasi Kelompok
Gagasan pemikiran dari sekolompok orang akan lebih berkualitas dari pada gagasan anda sendiri.kita sering menjumpai kelompok-kelompok study di kampus. Hal itu merupakan salah satu bentuk dari tipe komunikasi kelompok. Dalam membatasi ukuran kelompok, bayak ahli yang belum sepakat keanggotaannya. Sebagian dari mereka menyebut sebagai kelompok kecil.
Kelompok kecil  bias diartiakan sebagai sekumpulan individu. Dengan jumlah yang kecil memungkinkan semua anggota bias berkomunikasi secara relative mudah, baik sebagai sumber maupun penerima informasi.
Komunikasi kelompok kecil merupakan proses komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka. Dalam kelompok tersebut anggota berinteraksi satu sama lain.
Tipe komunikasi ini oleh banyak kalangan dinilai sebagai pengembangan dari komunikasi antar pribadi. Trenholm dan Jensen mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang yang belangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal. Peserta satu sama lain berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah komunikasi antarpribadi, dan berubah menjadikomunikasi kelompok kecil.
Untuk ukuran mengenai kelompok kecil, beberapa ahli memberikan btasan yang berbeda-beda. De Vito memberikan batasa bahwa kelompok kecil sebagai sekumpulan orang kurang lebih 5-12 orang. Sedangkan menurut Kumar adalah berkisar 15-25 orang.
Anggota-anggota kelompok kecil dapat berkomunkasi dengan mudah. Sumber dan penerimaan informasi dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama. Kelompok tersebut mempunyai alas an yang sama bagi anggotanya untuk berinteraksi. Mereka mempunyai derajat organisasi tertentu yang mengatur kelompok itu. Komunikasi kelompok menitikberatkan pada tingkah laku individu  dalam diskusi kelompok. Komunikasi ini hanya memusatkan perhatian pada proses komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil.
Karakteristik unik komunikasi kelompok adalah sebagai berikut:
1)      Kepribadian kelompok
      Kelompok memiliki kepribadian kelompok sendiri, berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya. Anda di rumah dikenal pendiam, berbicara seperlunya saja. Namun, setelah berada di dalam kelompok anda menjadi orang yang suka berbicara, mencurahkan isi hati dengan penuh gairah.
2)      Norma kelompok
      Norma dalam kelompok mengindentifikasikan anggota kelompok iti berprilaku. Misalnya, tentang cara-cara yang menurut pertimbangan kelompok adalah benar. Tiap kelompok menetapkan system nilai dan konsep prilaku normative mereka sendiri. Norma kelompok ini akan menjadi norma individu. Pengembangan norma dalam suatu kelompok digunakan untuk mengatur perilaku kelompok. Norma ini berlaku bagi anggota kelompok secara individu maupun keseluruhan. Napier dan Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota kelompok akan menerima norma kelompok, apabila:
·         Anggota kelompok menginginkan keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok
·         Pentingnya keanggotaan kelompok
·         Kelompok bersifat kohesif, yakni anggotanya berhubungan sangat erat, terikat satu samma lain, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan anggoat-anggotanya
·         Keanggotaan seseorang dalam satu kelompok semakin penting
·         Pelanggaran kelompok dihukum dengan reaksi negatif dari kelompok
      Efektivitas kelompok dapat dilihat dari asppek produktivitas, moral, dan kepuasan para anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral dapat diamati dari semangat dan sikap para anggotanya. Kepuasan anggota kelompok dapat dilihat dari keberhasilan anggotanya dalam mencapai tujuan pribadi.
3)      Kohesivitas kelompok
      Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling Tarik menarik d iantara anggota-anggota kelompok. Ibaratnya, sepiring nasi di antar butir-butirnya slaing melekat.
      Faktor-faktor yang menentukan kohesivitas kelompok, antara lain:
·         Perilaku normatif yang kuat ketika individu diidentifikasikan ke dalam kelompok yang diikuti
·         Lamanya menjadi anggota kelompok. Semakin lama seseorang menjadi anggota kelompok akan memperlihatkan sifat kooperatif dan solidaritas yang tinggi
4)      Pemenuhan tujuan
      Individu memiliki tujuan yang paralel dengan tujuan kelompoknya. Oleh karena itu, anggota-anggota kelompok berusaha untuk mencapai keberhasilan tujuan kelompok untuk menghindari kegagalan tujuan kelompok.
5)      Pergeseran resiko
      Keputusan yang diambil kelompok akan lebih besar mengandung resiko daripada keputusan itu diambil oleh satu anggota kelompok. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tanggung jawab yang terjadi di dalam prooses pengambilan keputusan kelompok. Tanggung jawab dipikul bersama oleh angota-anggota kelompok tersebut.
2.3  Komunikasi Organisasi
Chester Barnard, dalam bukunya The Functions of the Executive, mengamati bahwa dalam tinjauan organisasi secara mendalam, komunikasi akan menjadi pusat perhatian. Hal ini disebabkan struktur, keluasan dan lingkup organisasi hampir seluruhnya ditentukan oleh berbagai teknik komunikasi.
Organisasi adalah sebuah kelompok individu yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah individu sangat beragan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Ada yang beranggotakan tiga atau empat orang, bekerja dengan kontrak yang sangat dekat. Sementara itu, ada organisasi yang memiliki seribu karyawan tersebar diseluruh dunia. Namun, yang menjadi focus pembicaraan di sini adalah mereka bekerja di dalam struktur tertentu.
Tujuan sebuah organisasi adalah menghasilkan pendapatan. Akan tetapi, berbagai tujuan lain yang mendukung harus pula dicapai jika tujuan akhir tersebut ingin dipenuhi. Misalnya, agar da;pat mendatangkan pendapatan, organisasi harus mempertahankan angkatan kerja yang efektif. Untuk itu, organisasi harus memiliki orang-orang yang bermotivasi dan berdedikasi tinggi.
Organisasi yang tergolong nirlaba di lain pihak mempunyai tujuan lain, selain menghasilkan pendapatan. Tujuan organisasi itu mungkin hanya menyebarkan informasi atau menawarkan bantuan hokum bagi mereka yang tidak mampu. Tujuan untuk memperoleh dana merupakan tujuan kedua, bila tujuan pokoknya ingin terealisasi.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasinya. Organisasi kecil, yang anggotanya hanya tiga orang, proses komunikasi yang berlangsung relatif sederhana. Tetapi organisasi yang anggotanya seribu, orang yang menjadikan komunikasinya sangat kompleks.



2.4  Komunikasi Massa
a.      Pengertian Komunikasi Massa
           Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam catatan sejarah publistik, komunikasi massa dimulai satu setengah abad setelah mesin cetak ditemukan oleh Johan Gutenberg.
          Komunikasi massa dapat juga di definisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio,televise,surat kabar,dan film.
         Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi sebelumnya, komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.
          Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa, ialah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi dan sebagainya. Oleh karena itu, proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana (dipersiapkan lebih awal), terkendali oleh redaktur dan lebih rumit, dengan kata lain melembaga.
         Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication (komukasi media massa). Artinya, komunikasi  yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa ( mass media ) sebagai kependekan dari media of mass communications (susanto, 1974).

B. Unsur-unsur Komunikasi Massa
    Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (sourse), pesan(message), saluran (channel),penerima(receiver) serta efek (effect). Menurut Harold D.Lasswell, unsur-unsur tersebut untuk memahami komunikasi massa. Untuk itu, kita harus mengerti unsur-unsur yang diformulasikan dalam bentuk pertanyaan berikut ini.
§  Who
§  Says What
§  In Which Channel
§  To Whom
§  With What Effect?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar