PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara
terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Para ahli teori mendefinisikan
komunikasi antarpribadi secara berbeda-beda.
1) Pemikiran
komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen-komponen utamanya
Penyampaian
pesan oleh satu orang dan penerima pesan orang lain atau sekelompok kecil
orang, dengan berbagai dampaknya, dan peluang untuk memberikan umpan balik
segera. Pemikiran ini diwakili oleh Bittner yang menerangkan bahwa komunikasi
antarpribadi berlangsung apabila pengirim menyampaikan informasi berupa
kata-kata kepada penerima, dengan menggunakan media suara manusia.
Sementara
Barnlund mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai pertemuan antara dua,
tiga orang, atau mungkin empat orang, yang terjadi sangat spontan dan tidak
berstruktur. Barnlund mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali komunikasi
antarpribadi, sebagai berikut:
·
Bersifat spontan
·
Tidak mempunyai struktur
·
Terjadi secara kebetulan
·
Tidak mengejar tujuan yang telah
direncanakan
·
Identitas keanggotaannya tidak jelas
·
Dapat trejadi hanya sambil lalu
2) Komunikasi
antarpribadi berdasarkan hubungan diadik
Hubungan
diadik mengartikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung
diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Komunikasi
tatap muka antara suami dan istri, pramuniaga dan pembeli merupakan bentuk
komunikasi diadik.
Trenholm
dan Jensen mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antar dua
orang yang berlangsung secara tatap muka. Komunikasi diadik biasanya bersifat
spontan dan informal. Partisipan satu dengan yang lainnya saling menerima umpan
balik secara maksimal. Partisipan berperan secara fleksibel sebagai pengirim
dan penerima. Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi, berrhentilah
komunikasi antarpribadi, dan menjadi komunikasi kelompok kecil. Walaupun ukuran
kelompok kecil beragam, komunikasi ini mengharuskan adanya interaksi secara
bebas untuk setiap orang yang terlibat.
3) Pendekatan
komunikasi antarpribadi berdasarkan pengembangan
Komunikasi
antarpribadi dilihat sebagai perkembengan dari komunikasi impersonal pada satu
sisi, menjadi komunikasi pribadi atau intim di sisi lain. Oleh karena itu
derajat hubungan antar pribadi turut berpengaruh terhadap keluasan dan
kedalaman informasi yang dikomunikasikan. Sehingga memudahkan perubahan sikap.
Edna
Rogers mengemukakan bahwa pendekatan hubungan dalam menganalisis proses
komunikasi antarpribadi mengasumsikan, bahwa hubungan antarpribadi dapat
membentuk struktur social yang diciptakan melalui proses komunikasi. Komunikasi
tampak sebagai proses umpan balik yang dihasilkan melalui penegasan diri dalam
berhubungan dengan orang lain. Bentuk hubungannya secara alamiah berlangsung
secara terus memerus. Individu berpartisipasi aktif dalam komunikasi. Mereka
berimprovisasi, menghubungkan makna, memperdayakan dan memaksakan tindakansatu
sama lain.
Ciri-ciri
komunikasi antarpribadi menurut Rogers adalah sebagai berikut:
·
Arus pesan cenderung dua arah
·
Konteks komunikasinya dua arah
·
Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
·
Kemampuan mengatasi tingkat
selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi
·
Kecepatan jangkauan terhadapa khalayak
yang besar relative lambat
·
Efek yang mungkin terjadi adalah
perubahan sikap
2.2 Komunikasi Kelompok
Gagasan pemikiran dari sekolompok
orang akan lebih berkualitas dari pada gagasan anda sendiri.kita sering
menjumpai kelompok-kelompok study di kampus. Hal itu merupakan salah satu
bentuk dari tipe komunikasi kelompok. Dalam membatasi ukuran kelompok, bayak
ahli yang belum sepakat keanggotaannya. Sebagian dari mereka menyebut sebagai
kelompok kecil.
Kelompok kecil bias diartiakan sebagai sekumpulan individu.
Dengan jumlah yang kecil memungkinkan semua anggota bias berkomunikasi secara
relative mudah, baik sebagai sumber maupun penerima informasi.
Komunikasi kelompok kecil merupakan
proses komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berlangsung secara tatap
muka. Dalam kelompok tersebut anggota berinteraksi satu sama lain.
Tipe komunikasi ini oleh banyak
kalangan dinilai sebagai pengembangan dari komunikasi antar pribadi. Trenholm
dan Jensen mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang yang belangsung secara
tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal. Peserta satu sama lain
berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Setelah orang ketiga
bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah komunikasi antarpribadi, dan
berubah menjadikomunikasi kelompok kecil.
Untuk ukuran mengenai kelompok
kecil, beberapa ahli memberikan btasan yang berbeda-beda. De Vito memberikan
batasa bahwa kelompok kecil sebagai sekumpulan orang kurang lebih 5-12 orang.
Sedangkan menurut Kumar adalah berkisar 15-25 orang.
Anggota-anggota kelompok kecil
dapat berkomunkasi dengan mudah. Sumber dan penerimaan informasi dihubungkan
oleh beberapa tujuan yang sama. Kelompok tersebut mempunyai alas an yang sama
bagi anggotanya untuk berinteraksi. Mereka mempunyai derajat organisasi
tertentu yang mengatur kelompok itu. Komunikasi kelompok menitikberatkan pada
tingkah laku individu dalam diskusi
kelompok. Komunikasi ini hanya memusatkan perhatian pada proses komunikasi
dalam kelompok-kelompok kecil.
Karakteristik unik komunikasi
kelompok adalah sebagai berikut:
1)
Kepribadian kelompok
Kelompok memiliki kepribadian kelompok
sendiri, berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya. Anda di rumah
dikenal pendiam, berbicara seperlunya saja. Namun, setelah berada di dalam
kelompok anda menjadi orang yang suka berbicara, mencurahkan isi hati dengan
penuh gairah.
2)
Norma kelompok
Norma dalam kelompok mengindentifikasikan
anggota kelompok iti berprilaku. Misalnya, tentang cara-cara yang menurut
pertimbangan kelompok adalah benar. Tiap kelompok menetapkan system nilai dan
konsep prilaku normative mereka sendiri. Norma kelompok ini akan menjadi norma
individu. Pengembangan norma dalam suatu kelompok digunakan untuk mengatur
perilaku kelompok. Norma ini berlaku bagi anggota kelompok secara individu
maupun keseluruhan. Napier dan Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota
kelompok akan menerima norma kelompok, apabila:
·
Anggota kelompok menginginkan
keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok
·
Pentingnya keanggotaan kelompok
·
Kelompok bersifat kohesif, yakni
anggotanya berhubungan sangat erat, terikat satu samma lain, dan kelompok dapat
memenuhi kebutuhan anggoat-anggotanya
·
Keanggotaan seseorang dalam satu
kelompok semakin penting
·
Pelanggaran kelompok dihukum dengan
reaksi negatif dari kelompok
Efektivitas kelompok dapat dilihat dari
asppek produktivitas, moral, dan kepuasan para anggotanya. Produktivitas
kelompok dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral dapat
diamati dari semangat dan sikap para anggotanya. Kepuasan anggota kelompok
dapat dilihat dari keberhasilan anggotanya dalam mencapai tujuan pribadi.
3)
Kohesivitas kelompok
Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling
Tarik menarik d iantara anggota-anggota kelompok. Ibaratnya, sepiring nasi di
antar butir-butirnya slaing melekat.
Faktor-faktor yang menentukan kohesivitas
kelompok, antara lain:
·
Perilaku normatif yang kuat ketika
individu diidentifikasikan ke dalam kelompok yang diikuti
·
Lamanya menjadi anggota kelompok.
Semakin lama seseorang menjadi anggota kelompok akan memperlihatkan sifat
kooperatif dan solidaritas yang tinggi
4)
Pemenuhan tujuan
Individu memiliki tujuan yang paralel
dengan tujuan kelompoknya. Oleh karena itu, anggota-anggota kelompok berusaha
untuk mencapai keberhasilan tujuan kelompok untuk menghindari kegagalan tujuan
kelompok.
5)
Pergeseran resiko
Keputusan yang diambil kelompok akan lebih
besar mengandung resiko daripada keputusan itu diambil oleh satu anggota
kelompok. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tanggung jawab yang terjadi di
dalam prooses pengambilan keputusan kelompok. Tanggung jawab dipikul bersama
oleh angota-anggota kelompok tersebut.
2.3 Komunikasi Organisasi
Chester Barnard, dalam bukunya The Functions of the Executive, mengamati bahwa dalam tinjauan
organisasi secara mendalam, komunikasi akan menjadi pusat perhatian. Hal ini
disebabkan struktur, keluasan dan lingkup organisasi hampir seluruhnya
ditentukan oleh berbagai teknik komunikasi.
Organisasi adalah sebuah kelompok individu yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah individu sangat beragan
antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Ada yang beranggotakan
tiga atau empat orang, bekerja dengan kontrak yang sangat dekat. Sementara itu,
ada organisasi yang memiliki seribu karyawan tersebar diseluruh dunia. Namun,
yang menjadi focus pembicaraan di sini adalah mereka bekerja di dalam struktur
tertentu.
Tujuan sebuah organisasi adalah menghasilkan pendapatan.
Akan tetapi, berbagai tujuan lain yang mendukung harus pula dicapai jika tujuan
akhir tersebut ingin dipenuhi. Misalnya, agar da;pat mendatangkan pendapatan,
organisasi harus mempertahankan angkatan kerja yang efektif. Untuk itu,
organisasi harus memiliki orang-orang yang bermotivasi dan berdedikasi tinggi.
Organisasi yang tergolong nirlaba di lain pihak
mempunyai tujuan lain, selain menghasilkan pendapatan. Tujuan organisasi itu
mungkin hanya menyebarkan informasi atau menawarkan bantuan hokum bagi mereka
yang tidak mampu. Tujuan untuk memperoleh dana merupakan tujuan kedua, bila
tujuan pokoknya ingin terealisasi.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi. Bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan
mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasinya. Organisasi kecil,
yang anggotanya hanya tiga orang, proses komunikasi yang berlangsung relatif
sederhana. Tetapi organisasi yang anggotanya seribu, orang yang menjadikan
komunikasinya sangat kompleks.
2.4 Komunikasi Massa
a.
Pengertian
Komunikasi Massa
Komunikasi massa
merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring
dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan
komunikasi. Dalam catatan sejarah publistik, komunikasi massa dimulai satu
setengah abad setelah mesin cetak ditemukan oleh Johan Gutenberg.
Komunikasi massa dapat juga di
definisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim
dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui
alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio,televise,surat kabar,dan film.
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk
komunikasi sebelumnya, komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Sifat
pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama,
suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.
Ciri lain yang dimiliki komunikasi
massa, ialah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses
secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri
dari banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi dan sebagainya.
Oleh karena itu, proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana
(dipersiapkan lebih awal), terkendali oleh redaktur dan lebih rumit, dengan
kata lain melembaga.
Komunikasi massa diadopsi dari istilah
bahasa inggris, mass communication,
sebagai kependekan dari mass media communication (komukasi media massa).
Artinya, komunikasi yang menggunakan
media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications
atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa ( mass media
) sebagai kependekan dari media of mass communications (susanto, 1974).
B. Unsur-unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur
sumber (sourse), pesan(message), saluran (channel),penerima(receiver) serta
efek (effect). Menurut Harold D.Lasswell, unsur-unsur tersebut untuk memahami
komunikasi massa. Untuk itu, kita harus mengerti unsur-unsur yang
diformulasikan dalam bentuk pertanyaan berikut ini.
§ Who
§ Says What
§ In Which Channel
§ To Whom
§ With What Effect?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar